KELINCI UNTUK HARI ESOK YANG LEBIH BAIK

rendah lemak, rendah kolesterol, populasi cepat, dahsyat!

Pejuang Ternak Kelinci


Pengalaman Lama:

Mamur “Kelinci” Suriaatmadja

mamur-suryaatmadjaBicara soal pemberdayaan ternak kelinci, kita tak akan melupakan sosok Mamur Suriaatmadja. Sekalipun ia bukan seorang peternak, tetapi keterlibatannya dalam dunia perkelincian pada era 1980an sangat menonjol, terutama dalam hal urusan gizi daging hewani.

Agak berbeda dengan peternak atau trainer lain yang biasanya memfokuskan konsep peternakan sebagai penambah nilai ekonomi, Mamur lebih memiliki fokus pada usaha peningkatan gizi masyarakat melalui kelinci.

Sebagai ahli gizi yang tahu betul bagaimana keharusan manusia mengonsumsi daging sehat, sejak mengenal kelinci mamur menjadi aktivis militant dalam memperjuangkan peternakan kelinci skala terbatas untuk rakyat. Ceritanya pada akhir 1979an mantan Ketua Koperasi Insitut Teknologi Bandung (ITB) ini berada di sebuah desa di kawasan Cianjur.

Di sana Mamur menemukan anak-anak kurus berperut buncit dan berkaki bengkok mini. Orang-orang miskin itu memang tidak punya uang sehingga harus dimaklumi jika kekurangan gizi. Tetapi menunggu petani miskin hidup makmur kemudian mengharapkan anak-anaknya bergizi tentu sebuah kenaifan.

“Mereka memang punya domba, itik, ayam dan bahkan sebagian punya sapi. Lazimnya mereka mendapatkan gizi dari hewan yang dipelihara. Tetapi kenapa mereka tidak memakan daging itu?” keluh Mamur saat itu. Yang kemudian menjadi aneh, justru mereka lebih suka menjual hewan ternaknya dan orang-orang berduit, khususnya orang kota yang menikmati gizi dari daging hewan yang dipelihara orang-orang miskin di desa itu.

Setelah ditelisik ternyata adalah persoalan struktural dan kultural di balik kekurangan gizi rakyat. “Sapi adalah hewan yang mahal.jangankan untuk setiap bulan nyembelih sapi, setahun dua tahun pun tidak mungkin petani menyembelih sapi. Mereka melihat sapi adalah asset uang. Kambing juga tidak mungkin dipelihara hanya untuk sembelihan petani desa,” pikir Mamur.

Bagaimana dengan hewan kecil seperti Ayam, bebek atau yang lainnya? Minimal telornya sebagai pemasok gizi keluarga petani miskin?

“Idealnya bisa. Tetapi pada praktiknya ternyata tidak bisa sepenuhnya dilakukan. Petani lebih memilih hewan kecil itu sebagai tabungan praktis yang setiapkali dibutuhkan bisa dijual cepat ke pasar,”ujarnya. Maka dipikir-pikir, kelinci adalah pilihan yang paling tepat. Usut punya usut, Mamur pun menjelajah pengetahuan kelinci. Dari beberapa tahun kemudian diketahui daging kelinci memiliki kandungan gizi yang baik, bahkan terbaik dan paling sehat di antara daging lain.

Apakah semudah itu memelihara kelinci? Dalam pandangan Mamur mulanya memang sulit. Tetapi setelah dikaji kesulitan itu hanyalah soal kebiasaan. Dari situlah ia tidak takut menawarkan solusi kelinci sebagai hewan penghasil daging keluarga.

Kesuksesan memberdayakan petani di Cianjur ia jadikan pelajaran berharga di daerah lain. Berbagai cara untuk menanamkan keyakinan kepada petani agar beternak kelinci terus dilakukan. Karena masalah ternak kelinci hanyalah masalah pengetahuan, maka yang paling pokok dilakukan dalam setiap pemberdayaan ialah memberikan penjelasan-penjelasan secara detail, runtut dan sesuai konteks kehidupan kaum tani pedesaan.

Pergulatannya bertahun-tahun bersama kaum tani dalam urusan kelinci ini membawa hikmah tersendiri. Pada suatu hari akumulasi ilmu dari praktik itu menghasilkan satu rumusan bertajuk “Pabrik Daging Mini”. (Lihat: “Kelinci Sebagai Pemasok Gizi Rakyat). Keaktifannya menggalang gerakan hidup sehat berbasis daging kelinci di kalangan petani ini sampai akhirnya mendapat titik tolak sebagai gerakan bersama melalui organisasi peternak kelinci “Romayo”.

trubus-kelinciDi bawah bendera “Romayo” sebuah gerakan untuk memajukan ternak kelinci di Jawa Barat pun berkibar. Nama Romayo itu sendiri kepanjangan dari Rosid-Mamat-Yoyo). Ketiganya adalah para peternak kelinci tradisional yang dikenal Mamur. Melalui Romayo ini Mamur terus mendorong para peternak lebih giat dan sering tukar informasi selanjutnya saling bekerjasama baik dalam hal penjualan, tukar bibit dan lain sebagainya.

Satu hal yang tak dapat dilupakan dari Mamur ialah sosok Rosid (alm), seorang petani dari desa Cirateun (kawasan setiabudi Bandung utara). Rosid adalah seorang peternak yang sudah beternak kelinci sejak lama, kira-kira tahun 1958. Menurut Mamur, Rosid adalah sosok peternak kelinci tulen yang menginspirasikan banyak hal, mulai dari sikap kasih sayang terhadap hewan piaraan, etos kerja, ketekunan dan kejujuran.

Mentalitas Rosid dalam bertani dan beternak yang begitu baik itu menginspirasikan banyak hal dalam mengelola kelinci. Dari situlah mula-mula Mamur mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dari pengalaman-pengalaman ternak Rosid.

Karena keberhasilan “dakwah” Rosid menyebarkan ternak kelinci pada tahun 1974 (sebagaimana ditulis Majalah Trubus Nopember 1980:No 132; 429), kehebatan Rosid ini terdengar oleh Gubernur Jawa Barat, Solichin GP (alm). Solichin yang bangga terhadap Rosid memberikan beberapa penghargaan atasnya.

Semakin kuat gerakan ternak kelinci, sampai akhirnya mengantarkan Mamur beserta pengurus “Romayo” lainnya seperti Rosid, Mamat, Paino mendapat kehormatan menggelar pameran ternak kelinci di Bina Graha Jakarta tanggal 26 Juni 1980 di mana Presiden Soeharto saat itu mengapresiasi peternakan kelinci sebagai salahsatu ternak unggulan. Pameran bertajuk “Pabrik Daging Mini di Pekarangan untuk Perbaikan Pangan dan Gizi Keluarga” ini dilaksanakan “Romayo” bekerjasama dengan Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat di mana waktu itu Gubernur Solichin GP memang sangat antusias mendorong kampanye ternak kelinci.bina-graha

Di Bina Graha itu para peternak Romayo ini mendapat sorotan para pengunjung yang mayoritas adalah petinggi Negara di Jakarta maupun pejabat pemerintahan daerah. “Saat makan siang bersama Presiden Soeharto saya sampaikan, ternak kelinci ini sangat penting untuk peningkatan gizi,” Kata Ma’mur. Mendengar hal itu Presiden menjawab, “kita kan baru saja membantu bibit sapi dan domba.”

Mamur lantas menjawab balik, “tetapi domba, sapi, kambing dan ayam bukan konsumsi daging yang cocok buat keluarga. Maksud tidak cocok itu karena hewan-hewan besar itu lebih bernilai komersil. Sementara ayam adalah hewan tabungan yang tujuannya lebih praktis untuk penghasil uang. Kalau petani hanya mengandalkan ternak-ternak itu mereka tetap kekurangan gizi karena tidak pernah memakan daging,” papar Mamur disambut tawa Presiden.

Dari situ kemudian Presiden Soeharto berjanji akan memberikan bantuan bibit-bibit kelinci unggul dari Belanda dan Australia. Janji presiden itu kemudian dipenuhi beberapa bulan kemudian. Dari situ bibit-bibit kelinci impor pun menyebar di kawasan Bandung Utara dan beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk di Jawa Tengah.

Kalau bibit sapi dan domba sering mendapat bantuan pemerintah setiap tahun kenapa kelinci tidak ya? Apakah memang tidak dibutuhkan pembibitan ini?

“O, sangat dibutuhkan. Perlu ada peremajaan bibit unggul yang masih asli dari negara asalnya. Saya kira tugas negara harus harus bertindak dalam hal ini. Ini demi perbaikan rakyat sendiri. Cuma kenapa ya kok tidak pada mau mikir,” ujar Mamur.

Ketua Yayasan Perbaikan Gizi Keluarga Bandung ini menyayangkan pemerintah yang tidak mau memikirkan nasib rakyat bawah, terutama dalam hal perbaikan gizi keluarga dan peningkatan ekonomi rakyat. “Harusnya dengan kelinci sebagian para petani bisa berdaya tanpa harus memiliki hewan besar yang membutuhkan modal,”ujarnya optimis.

asep-sutisna-mamur-suryaatmmadja-faiz-manshur-di-kandang-asep-rabbit-lembang-bandung-29-maret-2009Kalau Mamur lebih berfokus pada upaya peningkatan gizi keluarga melalui daging kelinci bagaimana sikapnya terhadap kecenderungan orang-orang sekarang memelihara kelinci untuk komersil terutama jenis kelinci hias?

“Bagus. Kelinci memiliki multimanfaat sehingga masing-masing orang bisa mendapatkan manfaat dari kelinci dengan berbagai tujuan. Ada yang suka karena keunikan dan kelucuannya. Ada yang lebih suka berpikir uang, ada yang hanya berharap pupuknya dan tentu ada pula yang lebih menyukai gizinya. Itu menunjukkan bahwa kelinci memberikan manfaat kepada siapa saja.” Hebat ya! (FM)

(naskah ini dikutip dari buku Ternak Uang: Faiz Manshur)

18 responses to “Pejuang Ternak Kelinci

  1. sudjimo 30 Maret 2009 pukul 12:39 pm

    Dengan ekonomi yang makin sulit ini,ekonomi masyarakat harus di hidupkan, saya yakin lewat usaha kelinci,akan membawa ekonomi masyarakat akan lebih bagus,saya mohon bagi teman-teman yang sudah duluan menekuni usaha kelinci, mau membagi ilmunya kepada teman lain yang belum begitu faham.
    Masyarakat akan lebih semangat kalau mereka sudah tahu kemana hasil produknya di jual, tentunya para pakar keinci harus mau membantunya.

  2. KIRMAN 13 April 2009 pukul 7:51 pm

    RASANYA MEMANG EANK DAN EMPUK

  3. KIRMAN 13 April 2009 pukul 7:52 pm

    E…….NAK DAN EMPUK GURIH

  4. zaky 1 November 2009 pukul 3:06 pm

    slam kenal,numpang berkunjung nie,

    dan numpang share blog kelinci jga.

  5. sodik 17 November 2009 pukul 1:14 pm

    salam
    bos saya sodik di probolinggo punya masalah dengan penyakit kudis/scrabes yang mau saya tanyakan apa obatnya dan dimana bisa mendapatkannya
    atas infonya saya ucapkan terima kasih

    nb:dick.sodik@gmail.com
    salam
    SODIK

  6. Kabar Kelinci Indonesia 18 November 2009 pukul 2:13 am

    Obat yg paling manjur adalah kebersihan setiap hari. Kandang Anda pasti jorok itu. Obat luka kudis juga mudah, olesi minyak kelapa (asal yang bekas goreng), 2x sehari. sebelumnya bersihkan dengan air hangat, baru olesi. Kalau sudah 2-3 jam perlu ditambah betadine, biar kuman mati.

  7. bena handy 30 November 2009 pukul 1:51 am

    saya sk memelihara klinci.
    berjuang dan sukss ya pak.. aamiiin..

  8. haryanto 4 Desember 2009 pukul 5:16 am

    salam ternak…

    Bos ,kalau kelinci kurang makan rumput/suket ada efeknya ngak ?,
    salam sukses

  9. - 4 Desember 2009 pukul 10:17 am

    sangat berbahaya. Bisa makan bulunya sendiri atau makan bulu anak-anaknya. Itu serat adalah kebutuhan pokok krn memang itulah pakan kelinci. pakan kelinci itu mudah, yakni rumput, sayuran dan wortel.

  10. kelinci samarinda 14 Januari 2010 pukul 1:07 pm

    salam kenal untuk semua peternak kelinci se indonesia…moga tambah sukses selalu

  11. asep jo 6 Februari 2010 pukul 2:19 pm

    Dari situ kemudian Presiden Soeharto berjanji akan memberikan bantuan bibit-bibit kelinci unggul dari Belanda dan Australia. Janji presiden itu kemudian dipenuhi beberapa bulan kemudian. Dari situ bibit-bibit kelinci impor pun menyebar di kawasan Bandung Utara dan beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk di Jawa Tengah.

    “O, sangat dibutuhkan. Perlu ada peremajaan bibit unggul yang masih asli dari negara asalnya. Saya kira tugas negara harus harus bertindak dalam hal ini. Ini demi perbaikan rakyat sendiri. Cuma kenapa ya kok tidak pada mau mikir,” ujar Mamur.

    apakah dalam setiap tahunnya pemerintah selalu mendatangkan kelinci2 impor?

  12. Kabar Kelinci Indonesia 6 Februari 2010 pukul 4:33 pm

    Pemeritah Cina iya. Kalau pemerintah Indonesia emang paham kelinci?…..haha…..
    Impor sapi terus…..

  13. asep jo 6 Februari 2010 pukul 5:33 pm

    jadi hanya dalam kepemimpinan pak harto aja?………semenjak itu sampe sekarang gak pernah di perhatiin lg……….?

    sangat tidak adilnya negara kita ini…………..

    si bodoh makin bodoh si pintar makin pintar
    si miskin makin miskin si kaya ketawa tawa

    pantesan orang indonesia males2 karna merasa kurang perhatian…………….

    males2 tapi pengeny yang instan2.. tinggal… lep….

    maaf ya ngawur coz emosi………

    oh iya om saya sudah nyiapin segala sesuatu untuk memulai usaha ternak kelinci . termasuk kandang ilmu yang saya dapat dari sana sini, dan uji coba menangani masalah kelinci sudah saya lakukan dan hasilnya lumaya berhasil meskipun masih menggunakan pengobatan tradisional. sekarang saya lg nanganin kelinci scrabei angkut………di sekujur tubuhnya penuh dengan kerak putih……. sampai2 pemiliknya udah jijik ngeliatnya…….. saking kasianya kelinci itu saya bawa ja untk saya tangani

    selain pak asep sutisna di lembang, masih ada lg kah peternak kelinci yang kualitas bibitnya lumayan bagus di kawasan lembang.masalahnya pak asep gak bisa nemuin tamu selain hari sabtu and minggu. saya bisa ada waktu hari senen dan rabu…..selain itu kerja

  14. Kabar Kelinci Indonesia 8 Februari 2010 pukul 7:14 am

    Coba saja bikin janjian. Biar bisa memilih hari kerja. Pasti ada celah. Telpon saja.

  15. Yanto.ruslianto 16 Februari 2010 pukul 8:09 am

    Lam kenal.semoga terus langeng

  16. Ayu Suhariyani 26 Februari 2010 pukul 7:48 am

    Perusahaan kami di Bali dengan cabang di Surabay dan Jakarta. Memerlukan supply kelinci untuk hotel hotel di Bali.
    Tolong informasi harga tiba di Bali atau Jakarta.
    Terimakasih.

  17. Solichin, SE 15 Maret 2010 pukul 6:50 am

    Salam hormat dan salam kenal
    Kami dari Yayasan al-Kalam Bandung aktif dlm program peduli lingkungan. Sebagai komitmen kami terhadap kelangsungan hidup di muka bumi ini, Yayasan al-Kalam telah mengembangkan program daur ulang sampah menjadi barang ekonomis. Bagi para pelaku bisnis, penyelenggara pendidikan, stakehorlder dan semua kalangan masyarakat mari kita selamatkan bumi kita dgn pengolahan sampah non organik yg lebih bijak. Kami siap utk melakukan pelatihan bagi yg membutuhkan instruktur kami.
    Further information:
    Ibu Endah 081322950015

  18. Haryogi 22 Maret 2010 pukul 8:09 am

    mohon terus di update info2 kelincinya sikses

Tinggalkan komentar